Mengerti. Mungkin itu adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan, khususnya kehidupan bermasyarakat. Mengerti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan 'dapat menangkap atau memahami atau tahu apa yang dimaksudkan oleh sesuatu atau seseorang'. Setiap orang pasti punya rasa ingin dimengerti baik oleh teman, pasangan, atau orangtuanya. Hal seperti itu memang lumrah dalam kehidupan manusia.
Sering kita merasa ingin dimengerti oleh orang lain, dan kelompok orang yang ingin dimengerti memang jumlahnya selalu lebih banyak daripada kelompok orang yang mau mengerti orang lain. Sebenarnya ego seringkali lebih dominan daripada perasaan, karena itu orang-orang lebih ingin dimengerti daripada mengerti orang lain. Mungkin untuk itulah muncul kata-kata bijak atau nasihat-nasihat seperti "suatu hubungan yang baik akan terjalin jika ada rasa saling pengertian", atau kadang kita merasa telah bisa mengerti orang lain tapi orang yang kita mengerti tidak memberikan timbal balik sehingga timbullah pertanyaan seperti "apa kita sudah saling mengerti satu sama lain? apa lo sudah mengerti gue? apa gue sudah mengerti lo?". Memang sulit jika mengukur suatu rasa pengertian, semua kembali pada pribadi masing-masing. Jika kita menunggu orang akan mengerti kita, orang itu akan menunggu kapan kita akan mengerti mereka, dan berputar-putar tanpa ada hasilnya. Maka mulailah mengerti orang lain tanpa harus menunggu mereka untuk mengerti kita, karena jika tidak ada satu yang memulai maka tidak akan ada timbal balik dari yang lainnya.
Jujur gue ga pernah merasa gue bisa mengerti orang lain, tapi gue lebih sering merasakan jika ada orang lain yang mengerti gue. kenapa seperti ini? Mungkin gue ga sadar kalo gue sudah mengerti atau gue udah bisa memehami orang lain. gue selama ini hanya belajar untuk memahami orang-orang yang ada di sekitar dan orang-orang yang gue kenal, karena setiap orang pasti berbeda dan memiliki kekurangannya masing-masing. Apa yang harus gue lakukan adalah untuk menerima dan memahami segala kekurangan mereka, sebaliknya gue juga mau mereka bisa menerima dan memahami segala kekurangan gue.
Waktu masih kecil, orangtua gue sering menasihati jika gue salah. Kadang mereka sering mengakhiri nasihatnya dengan kalimat "dibilangin kok ga ngerti sih!", nah dari situ gue sadar mungkin waktu kecil gue susah untuk mengerti apa yang disampaikan orang tua, sampai sekarang saya sudah bisa berfikir bahwa apa yang orang tua sampaikan kepada kita adalah untuk kebaikan kita juga. Tapi yah namanya juga anak kecil, belum bisa berfikir seperti sekarang. gue belum bisa mengerti mereka, tapi mereka selalu bisa mengerti . Nanti ketika mereka benar-benar tua, adalah tugas gue untuk mengerti mereka. Membalas apa yang mereka berikan ketika kecil, memahami segala kekurangan mereka seperti apa yang mereka lakukan ketika gue kecil.
Jadi, untuk apa kita mengerti? Untuk menutupi kekurangan orang lain dengan kelebihan kita. Apa kelebihan kita? kelebihan kita adalah bisa menerima dan memahami segala kekurangan orang lain.
Sering kita merasa ingin dimengerti oleh orang lain, dan kelompok orang yang ingin dimengerti memang jumlahnya selalu lebih banyak daripada kelompok orang yang mau mengerti orang lain. Sebenarnya ego seringkali lebih dominan daripada perasaan, karena itu orang-orang lebih ingin dimengerti daripada mengerti orang lain. Mungkin untuk itulah muncul kata-kata bijak atau nasihat-nasihat seperti "suatu hubungan yang baik akan terjalin jika ada rasa saling pengertian", atau kadang kita merasa telah bisa mengerti orang lain tapi orang yang kita mengerti tidak memberikan timbal balik sehingga timbullah pertanyaan seperti "apa kita sudah saling mengerti satu sama lain? apa lo sudah mengerti gue? apa gue sudah mengerti lo?". Memang sulit jika mengukur suatu rasa pengertian, semua kembali pada pribadi masing-masing. Jika kita menunggu orang akan mengerti kita, orang itu akan menunggu kapan kita akan mengerti mereka, dan berputar-putar tanpa ada hasilnya. Maka mulailah mengerti orang lain tanpa harus menunggu mereka untuk mengerti kita, karena jika tidak ada satu yang memulai maka tidak akan ada timbal balik dari yang lainnya.
Jujur gue ga pernah merasa gue bisa mengerti orang lain, tapi gue lebih sering merasakan jika ada orang lain yang mengerti gue. kenapa seperti ini? Mungkin gue ga sadar kalo gue sudah mengerti atau gue udah bisa memehami orang lain. gue selama ini hanya belajar untuk memahami orang-orang yang ada di sekitar dan orang-orang yang gue kenal, karena setiap orang pasti berbeda dan memiliki kekurangannya masing-masing. Apa yang harus gue lakukan adalah untuk menerima dan memahami segala kekurangan mereka, sebaliknya gue juga mau mereka bisa menerima dan memahami segala kekurangan gue.
Waktu masih kecil, orangtua gue sering menasihati jika gue salah. Kadang mereka sering mengakhiri nasihatnya dengan kalimat "dibilangin kok ga ngerti sih!", nah dari situ gue sadar mungkin waktu kecil gue susah untuk mengerti apa yang disampaikan orang tua, sampai sekarang saya sudah bisa berfikir bahwa apa yang orang tua sampaikan kepada kita adalah untuk kebaikan kita juga. Tapi yah namanya juga anak kecil, belum bisa berfikir seperti sekarang. gue belum bisa mengerti mereka, tapi mereka selalu bisa mengerti . Nanti ketika mereka benar-benar tua, adalah tugas gue untuk mengerti mereka. Membalas apa yang mereka berikan ketika kecil, memahami segala kekurangan mereka seperti apa yang mereka lakukan ketika gue kecil.
Jadi, untuk apa kita mengerti? Untuk menutupi kekurangan orang lain dengan kelebihan kita. Apa kelebihan kita? kelebihan kita adalah bisa menerima dan memahami segala kekurangan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar