Sabtu, 25 September 2010

biografi AZARIA DESFIANI

kebetulan dapet tugas bikin biografi, jadi sekalian deh buat ngeblog. hehe :) inilah kisah singkat hidup gue ..

Pada tanggal 22 Desember 1992 seorang ibu dengan ketulusan hatinya dan penuh rasa sayang melahirkan seorang anak pertama yang diharapkan menjadi kebangaan keluarga, yang bisa berguna bagi nusa bangsa dan agama. Di sebuah rumah sakit di daerah cempaka putih yaitu Rumah Sakit Islam Jakarta seorang anak dilahirkan. Rasa bahagia dan haru terasa oleh ayah dan ibuku. Pada hari itu juga diberikan nama untukku yaitu AZARIA DESFIANI yang diambil dari bahasa Ibrani yang artinya anak yang diberkahi oleh tuhan. Tetapi sejak itu pula ibuku memberi nama panggilan DESRA yang tidak berhubungan sama sekali dengan nama lengakapku, tetapi arti dari nama Desra itu sendiri adalah singkatan dari “Desember Ceria” karena aku lahir pada bulan Desember dan orangtuaku berharap aku akan menjadi anak yang selalu ceria. Aku merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Aku satu-satunya anak perempuan di keluargaku, adik-adikku laki-laki semua.



Aku berasal dari keluarga yang sederhana, walaupun berkecukupan, sejak kecil ayah dan ibuku mengajarkan aku untuk selalu prihatin terhadap kehidupanku. Ayahku seorang dosen UI jurusan Arkeologi di FIB, Ibuku hanya seorang ibu rumah tangga yang aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti PKK, POSYANDU dan kegiatan-kegiatan social lainnya di sekitar lingkunganku.


Hari hari selanjutnya setelah dari rumah sakit aku tinggal sementara di rumah eyangku di daerah cempaka putih yang tidak jauh dari Rumah Sakit Islam tersebut. Eyangku sangat senang dan bangga karena aku adalah cucu perempuan pertama . pakde dan om-om ku juga sangat menyayangiku, mereka senang sekali mempunyai keponakan perempuan pertama. Terasa sekali menjadi anak pertama dan menjadi cucu perempuan pertama itu sangat disayangi. Kedua orangtuaku mengajariku dari mulai berjalan,berbicara,membaca,berhitung sampai bernyanyi dari mulai aku bayi. Melihat ketulusan mereka mengurusku dari mulai aku bayi, aku sangat menyanyangi mereka dan akan membuat mereka bangga kelak.


Kemudian setelah berumur satu tahun aku dan keluargaku pindah ke rumah di sebuah komplek daerah Cimanggis, Depok yang menjadi rumahku sampai saat ini. Disana aku mengenali kehidupanku dari awal. Sejak umur 5 tahun aku di daftarkan disebuah Taman Kanak-kanak (TK) oleh ibuku yang masih dalam lingkungan komplek rumahku, nama TK tersebut yaitu TK Dian Paramita. Di TK tersebut aku diajari bersosialisasi, bermain, mambaca, berhitung dan bernyanyi. Dari kecil aku termasuk anak yang aktif sehingga guru guru di TK sangat senang mempunyai murid sepertiku . Disaat ada lomba-lomba aku pasti ikut serta dalam perlombaan tersebut, biasanya diadakan di Ancol atau TMII gabungan dari TK-TK se-Jabodetabek. Dari mulai lomba mewarnai,lari estafet,gerak jalan sampai bernyanyi dan fashion show atau lomba busana daerah. Dan aku pun sering menjuarai lomba-lomba tersebut, maka piala dirumahku pun berjejer dari mulai yang kecil sampai yang besar. Itu karena aku aktif dan selalu menang dalam perlombaan tersebut. Tapi yang aku paling ingat saat aku mengikuti lomba-lomba tersebut yaitu aku selalu menangis ketika aku tahu kalau aku menjadi pemenangnya, bukan karena menangis bahagia, tetapi aku menangis takut karena pada saat namaku disebut orang-orang langsung bertepuk tangan dan sorak sorai, sebagai anak kecil aku kaget dan menangis, seharusnya aku bahagia tetapi ini malah menangis mendengar orang-orang bertepuk tangan ramai.


Lulus dari TK aku masuk ke sebuah SD Negri di depok, yaitu SDN Curug V. Disana aku mempunyai teman-teman baru dan guru-guru yang berbeda pula. Di SD inilah aku diberi berbagai pengetahuan-pengetahuan. Dan aku juga aktif menjadi dokter kecil saat mulai kelas 4 SD, aku juga mengikuti eskul pramuka. Disini aku mulai aktif berorganisasi, di dalam Pramuka aku menjadi ketua kelompok dan mulai kelas 5 aku sering camping atau biasanya disebut PERSAMI (Perkemahan Sabtu MInggu) dalam Pramuka di Jambore, Cibubur. Senang sekali rasanya aktif dalam organisasi pramuka tersebut, padahal masih tingkat SD. Di PERSAMI itu aku dapat mengenal banyak teman dari SD-SD se Indonesia, kerja kelompok dari berbagai orang dan mendapatkan tantangan-tantangan di sesi outbond.


Dan hal yang paling membanggakan pada saat SD, dari mulai aku kelas 1 sampai aku kelas 6, aku selalu peringkat 5 besar, dan sering jua mendapatkan peringkat 3 besar dalam kelas . Karena prestasiku, pada saat kelas 6 aku dipilih sekolah untuk mengikuti lomba cerdas cermat se-Depok dalam bidang Ilmu pengetahuan umum, yang merupakan bidang favoritku. Dan bangganya lagi, aku mendapatkan juara ke-3 se-Depok dalam lomba cerdas cermat ini.


Saat-saat aku akan lulus dari SD, inilah saat saat yang mulai membuatku beranjak beralih dari mulai anak-anak ke remaja awal. Ayah dan Ibuku menginginkan aku masuk ke SMP Negri Jakarta karena tanpa biaya atau gratis karena mendapatkan subsidi dari pemerintah, tetapi SD aku berasal dari Depok atau luar Jakarta , sehingga dibtuhkan nilai atau nem yang lebih tinggi dari anak-anak SD negri Jakarta untuk bisa masuk ke SMP negri Jakarta. Karena rumahku berada di wilayah perbatasan antar Depok dan Jakarta,jadi bisa memilih diantara sekolah di wilayah keduanya. Tetapi, ternyata nilai nemku masih kurang untuk masuk ke SMP negri Jakarta. Pasti ayah dan Ibuku kecewa, tetapi aku tidak menyerah untuk mendapatkan SMP Negri walaupun bukan daerah Jakarta. Akhirnya aku masuk ke SMP Negri 7 Depok. Salah satu SMP yang terbaik di daerah Depok dan sekitarnya.


Saat masuk SMP aku juga selalu masuk di kelas yang favorit, sejak kelas VII sampai kelas IX . Aku juga selalu menduduki peringkat 10 besar dalam kelas. Di SMP aku pun mengembangkan minat berorganisasiku, aku turut serta dalam OSIS, PRAMUKA,PMR serta organisasi kecil dalam kelas. Karena tulisanku cukup bagus, aku selalu menjadi sekertasris di dalam organisasi kelas.


Aku menyukai seni sejak kecil, suka bernyanyi dan bermain alat musik. Kebetulan keluargaku berasal dari keluarga yang menyukai musik. Ayahku seorang pemain band sampai sekarang, dia bisa memainkan berbagai alat music dan juga senang bernyanyi. Sejak kecil aku diajari bermain music, dari bermain piano,keyboard sampai gitar. Aku bisa memainkannya walaupun hanya bisa sedikit demi sedikit. Adikku pun juga begitu sejak SD adikku di daftrakan Les Piano di Yamaha Musik. Orangtuaku ingin anak-anaknya bisa mempunyai ketrampilan musik semua. Sampai sekarang adikku pun jago bermain piano, gitar dan bass. Berbeda sekali dengan aku, aku lebih senang bernyanyi daripada bermain musik.


Adikku yang pertama sekarang berumur 15 tahun, dia sekarang kelas X SMA. Adikku yang kedua masih duduk di kelas 2 SD. Saat SMP aku mulai merasakan menjadi remaja, mulai mengenal persahabatan dan mulai mengenal cinta, ya walaupun hanya sekedar cinta monyet tapi ini merupakan hal yang manusiawi yang setiap orang pernah merasakannya. Di SMP, aku mempunyai teman se-geng yang masih akrab sampai saat ini . Kami sekelompok berjumlah 6 orang yang bersahabat sejak kelas 1 SMP sampai sekarang.


Saat saat memprihatinkan adalah ketika menjelang UAN SMP, aku pada saat itu senang sekali bermain, sampai aku lupa bahwa sebentar lagi akan UAN. Aku belajar seadanya. Dan Alhamdulillah aku Lulus dengan NEM rata-rata 8. Tetapi sama seperti pada saat aku SD, ayah dan Ibuku menginginkan aku masuk ke SMA Negri di Jakarta bukan di Depok. Tetapi lagi-lagi perjuangan masuk ke SMP Negri di Jakarta sangatlah sulit kalau murid dari luar Jakarta. Sampai detik-detik terakhir mau masuk SMA, aku belum mendapatkan sekolah. AKhirnya aku asal mendaftarkan diriku di salah satu sekolah yang masih di wilayah Jakarta timur yaitu SMAN 100 Jakarta, ternyata aku masuk dan lolos disitu, tetapi setelah aku lihat alamatnya, ternyata alamatnya berada di daerah Cipinang yang sangat jauh dari rumahku di Depok. Orangtuaku tidak mengizinkan aku bersekolah disana karena terlalu jauh. AKhirnya aku di daftarkan di SMA islam swasta di daerah cilangkap,Cipayung Jakarta Timur yaitu MA AL-Hamid. Tidak terpikir sama sekali untukku aku akan masuk ke sekolah semacam Madrasah seperti itu, tetapi ini bukan madrasah biasa. Sekolah yang gedungnya bagus dan fasilitasnya bagus.


Di MA Al-hamid aku bertemu teman-teman yang berbeda dari teman-teman SMP. Berbeda-beda kelakuan dan latar belakangnya. Aku pada saat baru masuk sempat malas-malasan, karena aku masih ingin sekali bersekolah di SMA Negri. Setiap hari di sekolah diwajibkan memakai Jilbab. Aku belum terbiasa karena aku berasal dari SMP Negri bukan dari SMP Islam sebelumnya. Lama-lama aku terbiasa dan mulai beradaptasi. Lingkungan sekolahku merupakan lingkungan Pesantren. Tetapi aku tidak masuk pesantrennya, aku hanya masuk sekolahnya saja. Orangtuaku bilang aku hanya setahun bersekolah di sekolah ini nanti di kelas dua aku akan dipindahkan kesekolah negri, tetapi setelah aku beradaptasi ternyata teman-teman dan guru-gurunya sangat bersahabat, membuatku tidak ingin pindah ke sekolah negri dengan alasan aku sudah mersakan enaknya bersekolah disitu.


Di masa-masa SMA inilah aku merasakan pahit manis kehidupan menjadi remaja, merasakan ‘bandel’nya menjadi remaja, dan tentu saja aku sangat senang bersosialisasi dan berorganisasi. Aku masuk dalam OSIS lagi, meneruskan dari OSIS SMP. Aku mengikuti Paskibra,KIR(Karya Ilmiah Remaja) dan English Community. Di OSIS aku menjabat sebagai Sekertaris Umum, aku selalu diberikan tugas ketik-mengetik. Aku menjadi OSIS dalam dua periode dan memegang jabatan yang sama sebagai sekertaris. Tidak mudah menjadi OSIS di SMA, karena sangat banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan, harus membagi waktu belajar dan berorganisasi. Waktu pulang sekolah pun dipakai untuk rapat OSIS. Aku juga aktif sebagai panitia di berbagai acara sekolah, seperti Pensi dan Lomba-lomba dari berbagai SMA se-Jakarta. Walaupun lelah akupun merasa bangga dan bahagia bisa berorganisasi karena bisa mendapatkan berbagai pengalaman dan teman-teman baru. Aku paling senang pada acara MOS dan LDKS karena keluar kota untuk camping dan outbond.


Kata orang-orang masa SMA adalah masa masa yang paling menyenangkan, dan aku setuju karena aku merasa senang bisa melewati masa-masa itu dengan baik. Orangtuaku selalu mendukungku dalam kegiatan-kegiatan positif, karena orangtuaku ingin aku menjadi anak yang aktif dan mandiri. Sedih, senang, segala rasa perasaan campur aduk pada saat menjalani masa-masa SMA. Sahabat yang baik,teman-teman sampai pacar menghiasi hari-hariku. Rasanya tidak ingin meninggalkan masa-masa indah ini.


Tetapi Life must go on, saat-saat yang paling menyedihkanpun datang yaitu pada saat-saat menjelang UAN, saat-saat kelas XII SMA. Teman-teman seperjuanganpun mulai sibuk menentukan arah dan tujuan hidup masing-masing. Mulai belajar bersama demi untuk Lulus 100%, belajar semaksimal mungkin. Guru-gurupun cemas dan khawatir apabila ada muridnya yang tidak lulus. Dari mulai PM,sampai Les Bimbel aku ikuti demi untuk Lulus dan melanjutkan ke Universitas Terbaik yang aku idam-idamkan selama ini. Segala macam usaha dan kerja keras membuahkan hasil yang baik, Alhamdulillah aku beserta teman-temanku satu angkatan lulus 100% tanpa ada yang mengulang. Tanpa belajar giat serta berdoa itu semua tidak akan aku dapatkan. Tetapi perjuangan belum selesai sampai disitu. Aku masih harus belajar untuk Seleksi Masuk Universitas Negri. Pada saat aku mengikuti SIMAK UI, aku kurang belajar sehingga aku tidak lolos dalam seleksi tersebut. Orangtuaku merasa kecewa karena aku tidak lolos. Tetapi masih banyak tes-tes seleksi lainnya yang harus aku ikuti untuk bisa masuk ke Universitas Negri. Aku mengikuti seleksi UMB (Ujian Masuk Bersama) dan lagi-lagi tidak lolos membuat aku pustus asa dan orangtuaku kecewa. Segala keprihatinan saat itu aku jalani, banyak belajar,berdoa, shalat tahajud sampai berpuasa senin-kamis hanya untuk meminta ridho Allah agar aku dapat lolos masuk Universitas Negri. Akupun tidak putus asa mendaftar dan mengikuti seleksi-seleksi masuk Universitas lagi.Orangtuaku sangat mengininkan aku masuk ke Universitas Negri .


Ayah dan Ibuku merupakan lulusan UI dua-duanya, Ayahku lulusan arkeologi UI, Ibuku lulusan Ilmu perpustakaan UI. Rasanya malu sekali apabila aku tidak bisa masuk UI juga. Aku mengikuti tes SNMPTN (Seleksi Masuk Perguruan Tinggi) pilihan pertamaku yaitu Sastra Belanda UI dan pilihan keduaku yaitu Universitas Soedirman di Purwokerto. Aku sudah putus asa dan tidak begitu berharap masuk UI, aku berharap bisa masuk di pilihan kedua. Setiap malam aku sholat tahajud meminta Universitas terbaik kepada Allah, karena sampai saat itu aku belum diterima dimana-mana. Sebagian teman-temanku sudah diterima di berbagai Universitas Negri, rasanya iri sekali melihat mereka yang sudah tenang mendapatkan Kampus, sementara aku masih ketar-ketir menunggu pengumuman hasil SNMPTN. Menunggu hasil SNMPTN aku pun mengikuti tes-tes lainnya karena takut tidak lolos lagi dalam SNMPTN. Aku mengikuti tes masuk UIN JAKARTA, mengikuti tes Vokasi UI juga.


Tetapi hasil usaha,doaku serta keprihatinanku sampai pengumuman tiba pun membuahkan hasil yang baik . Aku lolos di pilihan pertama SNMPTN, masuk Sastra Belanda UI . Melihat pengumuman tersebut aku langsung menangis bahagia dan terharu karena merasakan perjuangan yang begitu berat sampai tidak lolos berkali kali mengikuti banyak tes. Dan Alhamdulillah aku juga diterima di Psikologi UIN. Tetapi aku mengambil di UI karena dekat dari rumah dan kebetulan ayahku juga bekerja disana.


Hari-hari menjadi mahasiswa baru sangat melelahkan, berbagai macam acara penyambutan mahasiswa baru dari mulai tingkat Universitas sampai tingkat Fakultas aku ikuti. Menambah pengalaman dan tentunya menyenangkan untuk lebih mengenal Kampus sendiri. Sekarang aku sudah menjadi mahasiswa, lebih dari siswa. Dan tujuan hidupku ditentukan disini. Ingin selalu membuat orang tua bangga adalah keinginanku sejak kecil. Apapun usaha aku lakukan agar dapat membuat mereka tersenyum dan bangga. Aku anak pertama, harus memberikan contoh yang baik kepada adik-adikku. Bersikap dewasa dan selalu berusaha untuk tersenyum apapun masalah yang aku hadapi. Perjuangan keras mendapatkan dan meraih kesuksesan akan aku tempuh di Universitas Indonesia ini.


Senang sekali mendapatkan banyak teman-teman baru dari berbagai jurusan dna berbagai kota di Indonesia yang berbeda suku dan latar belakang. Berbagi pengalaman dengan teman-teman baru sesama mahasiswa baru dapat menambah wawasan pergaulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar